AGAR MALAEKAT MENDEKAT
Ada
dua makhluk Allah yang selalu berebut mendekati manusia. Setiap pagi
dan petang dua makhluk ini bersaing untuk merebut hati manusia. Jika
yang satu dekat, maka yang lain menyingkir. Tak bisa keduanya kompromi,
apalagi bersatu. Kedua makhluk itu tak lain adalah malaikat dan syetan.
Sebagian Ulama salaf berkata : "Saat seorang hamba memasuki pagi,
malaikat dan syetan berlomba memperebutkannya. Jika hamba tersebut
ingat, berdzikir, bertakbir dan bertahmid kepada Allah seraya berkata La Ilaaha Illallah,
maka syetan terusir jauh dan melarikan diri. Tetapi jika pada pagi itu
hamba tersebut berucap yang lain, maka malaikat itu pergi darinya dan
syetanlah yang menemani orang ini."
Selamanya kedua makhluk ini tak pernah berada dalam satu tempat yang
sama dan dalam waktu yang satu. Keduanya bagai daun talas dan air, tak
pernah bertemu. Hal ini sesuai juga dengan kondisi jiwa manusia. Jiwa
atau hati manusia itu hanya bisa ditempati salah satu diantara dua
sifat. Jika kebaikan yang bersemayam di hati manusia, maka kejahatan
akan sirna. Begitu juga sebaliknya. Allah berfirman :
"Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya." (Q.S. al-Ahzab: 4).
Tak mungkin dalam waktu yang sama keimanan bercampur dengan kekafiran
dalam hati seseorang. Tak mungkin kebaikan menyatu dengan kejahatan
dalam hati manusia. Ketika seseorang melakukan perzinahan, maka pada
saat peristiwa itu imannya telah lenyap dari dadanya. Ketika seseorang
mencuri, maka pada saat mencuri sebenarnya imannya telah sirna.
Rasulullah bersabda :
"Tiada seorang berzinah selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri
selagi dia mukmin, dan tiada seorang minum khamr pada saat minum dia
mukmin." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Demikianlah keadaan hati manusia, dan demikian pula malaikat dan syetan.
Malaikat hanya dekat pada manusia ketika ia sedang dalam keadaan baik.
Sedang syetan hanya bisa mendekati manusia pada saat ia jahat.
Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya pada malaikat ada lamatan terhadap hati anak Adam, dan
pada syetan juga ada lamatan. Maka lamatan yang ada pada malaikat adalah
keinginan untuk mengembalikan kepada kebaikan, dan mempercayai
kebenaran janji. Sedang lamatan yang terdapat pada syetan adalah
mengembalikan pada kejahatan dan mendustakan kebenaran." (H.R. Tirmidzi).
Malaikat sesuai tugasnya adalah melayani manusia. Sebagaimana dahulu
malaikat bersujud kepada Nabi Adam, bapak manusia, maka sampai kini
mereka juga tetap tunduk kepada manusia selagi manusia tersebut layak
dilayaninya. Allah belum pernah mem-PHK malaikat dari tugasnya ini.
Jumlah malaikat itu sangat banyak, sehingga berapapun banyaknya manusia
pasti terlayani. Makhluk suci ini siap menemani manusia selagi manusia
ingin berteman dengannya. Akan tetapi jika tidak, maka malaikatpun
enggan menemaninya.
Tidak ada teman yang paling baik melebihi berteman dengan malaikat.
Mereka paling setia memberikan nasihat dan mendatangkan kebaikan dan
ketentraman jiwa. Sungguh merupakan kelalaian bila ada diantara kita
yang menyia-nyiakan berteman dengannya.
Orang yang menyia-nyiakan berteman dengan malaikat adalah mereka yang
suka terhadap maksiat. Bila seseorang melakukan kemaksiatan, maka
berarti ia merenggangkan hubungannya dengan malaikat. Ia telah membuat
jarak, sehingga malaikat menjauh darinya. Jauh dekatnya jarak ini
ditentukan oleh sedikit banyaknya, atau besar kecilnya maksiat yang
dilakukan manusia. Semakin besar maksiat yang dilakukan seseorang, maka
semakin jauh jaraknya dengan malaikat.
Dusta, misalnya, adalah merupakan maksiat yang cukup besar bobotnya.
Karenanya malaikat segera menghindar dari orang tersebut sejauh-jauhnya.
Dalam sebuat atsar disebutkan : Bila seorang hamba itu berdusta, maka malaikat menjauhkan diri dari padanya sekitar satu mil, karena baunya yang busuk.
Dan bila ini hanya terjadi satu kedustaan semata, maka apakah yang
terjadi terhadap kejelekkan yang lebih besar dari itu dan lebih buruk?
Ini suatu peringatan yang sangat penting bagi kita yang mendambakan
persahabatan dengan malaikat, bukan dengan jin dan syetan. Persahabatan
dengan makhluk terakhir ini tidak mendatangkan apa-apa kecuali kerugian
semata. Allah mengingatkan kita dalam sebuah firman-Nya :
"Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menjanjikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. al-Baqarah: 268).
Jangan sampai ada diantara kita yang berkeinginan untuk berteman dengan
syetan, baik yang terdiri dari anusia maupun jin. Sungguh merupakan
suatu kebodohan jika ada orang yang rela dan senang berteman dengan jin
syetan ini. Karena pergaulan ini tidak bermanfaat bagi manusia.
Pergaulan ini justru menjadikan jin bertambah sombong saja. Allah
berfirman :
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, sehingga mereka
menjadikan jin itu bertambah sombong." (Q.S. al-Jin: 6).
Berbeda halnya dengan berteman dengan malaikat. Pertemanan ini sungguh
sangat menguntungkan manusia, sebab malaikat suci itu tidak punya
kepentingan apa-apa kecuali ingin mengembalikan manusia pada jalur
kebenaran. Ia adalah teman yang selalu menasehati manusia jika hendak
melakukan penyimpangan. Mereka juga selalu memintakan ampunan jika
terlanjur orang itu melakukan dosa dan kesalahan.
Selagi manusia istiqamah dalam memegang komitmen keislamannya, maka
malaikat akan setia menemaninya sampai akhir hayatnya. Pada saat suka
maupun duka, malaikat selalu hadir menemaninya. Allah berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : 'Tuhan kami ialah Allah'
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatakan) : 'Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan Allah kepadamu'. Kamilah Pelindung-pelindungmu
dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang
kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta." (Q.S. Fushilat: 30-31).
Betapa banyaknya masalah hidup yang membuat hati kita getir
menghadapinya, baik masalah kita sendiri maupun masalah orang yang
menjadi tanggung jawab kita. Kita sering gusar, gelisah dan takut
menghadapinya. Pada saat-saat semacam ini malaikat menghampiri kita,
menghibur dengan ucapan lembut, jangan takut, jangan bersedih, dan
bergembiralah. Duhai, alangkah indahnya.
Inilah teman yang paling banyak memberi manfaat lagi bersih.
Malaikat-malaikat itu memperkokoh iman, meneguhkan perasaan, dan
mengajari kebaikan. Allah berfirman :
"(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat.
'Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang
yang telah beriman'. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam
hati rang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah
tiap-tiap ujung jari mereka." (al-Anfal: 12).
Satu hal yang sangat penting adalah kehadiran malaikat pada saat-saat
menjelang kematian. Ia mengokohkan hati kaum mukmin dengan ucapan :
'jangan bersedih, jangan takut, dan bergembiralah'. Kata-kata ini sangat
penting saat kita masih hidup di dunia, saat menjelang kematian, saat
di dalam kubur, dan saat di akhirat kelak.
Ketika seorang mukmin tidur, sedang ia masih mempunyai wudhu, malaikat
akan tinggal di sekitar bajunya. Maka malaikat (milik) orang mukmin akan
turut memerangi musuh-musuhnya. Malaikat (milik) seorang mukmin juga
memperkokoh, dan memberi dorongan pada si mukmin. Tidaklah pantas orang
cemas bertetangga dengan mukmin seperti itu, apalagi mengganggu,
mengusirnya, atau menjauhinya. Sedang malaikat senantiasa menyertainya.
Bila kita sudah berteman dengan malaikat, masihkah kita bersedih hati
atau takut menghadapi hidup ini? Malaikat akan selalu memberikan
ketentraman ke dalam hati kita, selagi kita berteman dengannya.
Pertemanan dengan malaikat ini tidak rusak kecuali jika kita melakukan
maksiat. Untuk itu jauhilah yang satu ini.
Jika kita sudah bersahabat dengan malaikat, masihkah kita perlu
bersahabat dengan jin dan syetan, untuk menjaga diri dan harta kita?
Tidak. Kita tak pantas berteman dengan mereka, bahkan mereka
sesungguhnya musuh yang sangat nyata.
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan,
karena sesungguhnya syetan itu adalah musuhmu yang nyata bagimu.
Sesungguhnya syetan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui." (Q.S. al-Baqarah: 168-169).
Agar kita lebih dekat dengan malaikat dan jauh dari pengaruh syetan,
maka jauhi maksiat. Tinggalkan segala perbuatan dosa, dan gantilah
dengan segala kebaikan. Insya-Allah kita selamat.
( http://alqalam.8m.com/vi/qal33.htm )
insyaallah,,,
BalasHapuskita berteman dg malaikat ,,