Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya, lalu menjadikan susunan tubuhnya seimbang dan menyempurnakan kejadiannya. Allah mengilhami setiap jiwa, akan sebuah fitrah yang suci dan tabiat yang lurus. Allah tetapkan sebagi petunjuk bagi manusia, pembersih fitrah atas kotornya debu-debu perjalanan, dan pembersih atas kehendak hawa nafsu. Pembersih itu adalah puasa.
Para ilmuwan memandang puasa sebagai fenomena penting dan suci, tidak akan berlangsung kehidupan yang stabil dan kesehatan yang sempurna selamanya tanpa melaksanakan puasa. Dari sini, nampak hikmah Ilahi yang terkandung didalam ibadah puasa. Jadi, puasa bisa membantu makhluk hidup beradaptasi dengan kadar makanan yang paling minim demi kelangsungan kehidupan alam yang stabil.
Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat. (HR Ahmad)
Puasa telah diteliti banyak ilmuan. Hasil penelitian membuktikan bahwa puasa memiliki efek yang dahsyat terhadap kesehatan seseorang. Bahkan, bisa menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga berat. Hal ini senada dengan bukti kebenaran hadits Rasulullah saw, “Berpuasalah, niscaya kalin akan sehat.”
Namun, kebanyakan orang enggan berpuasa karena berbagai alasan, seperti takut kurang gizi, kondisi tubuh yang tidak fit, atau menderita penyakit tertentu. Padahal, justru puasa menjadikan tubuh kita sehat, baik secara fisik maupun psikis. Penyakit seperti asam urat, ginjal, jantung, diabetes mellitus, hipertensi, dan stroke bisa disembuhkan dengan terapi puasa.
Selain itu, puasa juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh, menghilangkan kecanduan, mengendalikan nafsu seks, menghilangkan stres, dan membuat awet muda. Kenapa bisa demikian? Pasalnya, ketika seseorang berpuasa, terjadi reaksi kiamiawi dalam tubuh yang berpengaruh positif bagi pencernaan, proses metabolisme, regenerasi sel, dan lain sebagianya.
Salah satu contohnya ialah sebagaimana hasil eksperimen para peneliti di Amerika Serikat terhadap tikus-tikus putih yang tubuhnya diinjeksi sel-sel kanker. Terbukti bahwa kelompok tikus yang diberi terapi puasa tidak terserang kanker (kebal). Sebaliknya, kelompok tikus yang tidak berpuasa justru terserang kanker. Oleh sebab itu, sangat beruntunglah orang yang berpuasa. Keuntungan yang didapatkannya melimpah ruah, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Menjelang Ramadhan 1432 H (2011 M) ini, mari kita raih seluruh keutamaan, manfaat, dan keuntungan dari puasa dengan mempersiapkan diri secara matang. Di antara persiapan ini ialah dengan membekalinya dengan ilmu yang cukup tentang puasa. Pasalnya, melalui ilmu inilah yang akan mencetak amal ibadah puasa kita lebih sempurna dan mendapatkan pahala yang plus dari Allah SWT dengan beberapa derajat.
Dr. Yuli Nekolar dari Moscow Institute of Psychiatry pun melaporkan hasil risetnya bahwa upaya penyembuhan secara medis yang disertai dengan terapi puasa hasilnya lebih baik dan lebih cepat. Hal ini juga telah dibuktikan kehandalannya oleh para pasien yang menjalani terapi puasa itu di sejumlah klinik Health Spa di Amerika. Meski cara berpuasa di klinik itu tak persis sama dengan praktek puasa Ramadhan, tapi dasar fisiologi dan biokimia yang terjadi dalam tubuh pada prinsipnya sama.
Yang terpenting dari kegiatan puasa adalah proses pengendalian diri. Pengendalian diri adalah salah satu ciri utama bagi jiwa yang sehat, jika pengendalian diri seseorang terganggu maka akan timbul berbagai reaksi kelainan. Seperti berbagai reaksi kelainan (patologik), baik dalam aspek kognitif (alam pikir), aspek affektif (perasaan), maupun aspek prilaku (psychomotoric). Yang biasanya disebut dengan stres. Kondisi psikis yang serba tak enak itu, menurut riset kedokteran, telah memicu timbulnya berbagai penyakit (Psikosomatis). Seperti penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah dan jantung), hipertensi, ginjal, tumor/kanker, diabetes, maag, depresi, dan insomnia.
WHO organisasi yang mengurusi kesehatan dibawah naungan PBB, menyebutkan, stres lepas kendali ini merupakan pembunuh terbesar di dunia. Statistik perihal itu menunjukkan “penyakit gaya hidup modern” yang 30 tahun silam tak dikenal di negara-negara berkembang kini malah jadi penyebab kematian 40 – 50%.
Salah seorang pakar menyatakan, stres lepas kendali merupakan salah satu ekses modernisasi yang diakibatkan oleh terpisahnya sains dan teknologi dari pengaruh spiritual keagamaan. Padahal, jenius kaliber dunia Albert Einstein pernah berkata, “Ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh.”
Oleh karena itu, status kesehatan seseorang menurut WHO harus meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial. Sedangkan pengamalan ibadah – berpuasa terutama – bukan hanya akan mencekal berbagai penyakit yang dipicu oleh stres lepas kendali, tetapi juga dapat memperbaiki kondisi kesehatan sosial seseorang. Sebab, kalau ibadah ini diamalkan dengan penuh keimanan dan setulus hati, otomatis akan menggugah altruisme atau rasa cinta kasih tanpa pamrih terhadap sesama manusia.
Perubahan jadwal makan-minum selama berpuasa pun tak luput dari stres, sebab orang harus menahan lapar dan dahaga seharian. Untungnya, hal itu, menurut hasil riset, hanya memiliki nilai stres 15. Ini ternyata jauh di bawah nilai stres 29 akibat perubahan tanggung jawab dalam pekerjaan, dan nilai stres 53 akibat sakit atau kecelakaan. Yang lebih menggembirakan lagi, sesudah orang berpuasa memasuki minggu kedua, umumnya stresnya kian terkendali, lantaran fisik maupun mentalnya sudah bisa beradaptasi secara mantap. Jadi, dengan berpuasa pun kita bisa mengendalikan stres.
Sebenarnya, kalau saja stres itu kita kendalikan dengan berpuasa secara reguler misalnya, minimal bisa membangkitkan energi mental agar orang bersemangat, percaya diri, dan optimistis, sehingga bersikap pantang mundur serta selalu terpacu untuk mencapai prestasi atau kesuksesan yang diridhai Tuhan. Dengan kata lain, stres yang terkendali justru merupakan daya pendorong, tenaga konstrukstif di balik kreativitas, yaitu untuk mengungkit prestasi dalam bidang apa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar