Tidaklah sekelompok orang duduk di suatu tempat untuk berdzikir kepada Allah ‘azza wa jalla melainkan para malaikat akan meliputi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, hadits no. 2700, lihat Syarh Nawawi [8/291])

Sabtu, 02 Juni 2012

AGAR MALAEKAT MENDEKAT

Ada dua makhluk Allah yang selalu berebut mendekati manusia. Setiap pagi dan petang dua makhluk ini bersaing untuk merebut hati manusia. Jika yang satu dekat, maka yang lain menyingkir. Tak bisa keduanya kompromi, apalagi bersatu. Kedua makhluk itu tak lain adalah malaikat dan syetan.
Sebagian Ulama salaf berkata : "Saat seorang hamba memasuki pagi, malaikat dan syetan berlomba memperebutkannya. Jika hamba tersebut ingat, berdzikir, bertakbir dan bertahmid kepada Allah seraya berkata La Ilaaha Illallah, maka syetan terusir jauh dan melarikan diri. Tetapi jika pada pagi itu hamba tersebut berucap yang lain, maka malaikat itu pergi darinya dan syetanlah yang menemani orang ini."
Selamanya kedua makhluk ini tak pernah berada dalam satu tempat yang sama dan dalam waktu yang satu. Keduanya bagai daun talas dan air, tak pernah bertemu. Hal ini sesuai juga dengan kondisi jiwa manusia. Jiwa atau hati manusia itu hanya bisa ditempati salah satu diantara dua sifat. Jika kebaikan yang bersemayam di hati manusia, maka kejahatan akan sirna. Begitu juga sebaliknya. Allah berfirman :
"Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya." (Q.S. al-Ahzab: 4).
Tak mungkin dalam waktu yang sama keimanan bercampur dengan kekafiran dalam hati seseorang. Tak mungkin kebaikan menyatu dengan kejahatan dalam hati manusia. Ketika seseorang melakukan perzinahan, maka pada saat peristiwa itu imannya telah lenyap dari dadanya. Ketika seseorang mencuri, maka pada saat mencuri sebenarnya imannya telah sirna. Rasulullah bersabda :
"Tiada seorang berzinah selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan tiada seorang minum khamr pada saat minum dia mukmin." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Demikianlah keadaan hati manusia, dan demikian pula malaikat dan syetan. Malaikat hanya dekat pada manusia ketika ia sedang dalam keadaan baik. Sedang syetan hanya bisa mendekati manusia pada saat ia jahat. Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya pada malaikat ada lamatan terhadap hati anak Adam, dan pada syetan juga ada lamatan. Maka lamatan yang ada pada malaikat adalah keinginan untuk mengembalikan kepada kebaikan, dan mempercayai kebenaran janji. Sedang lamatan yang terdapat pada syetan adalah mengembalikan pada kejahatan dan mendustakan kebenaran." (H.R. Tirmidzi).
Malaikat sesuai tugasnya adalah melayani manusia. Sebagaimana dahulu malaikat bersujud kepada Nabi Adam, bapak manusia, maka sampai kini mereka juga tetap tunduk kepada manusia selagi manusia tersebut layak dilayaninya. Allah belum pernah mem-PHK malaikat dari tugasnya ini.
Jumlah malaikat itu sangat banyak, sehingga berapapun banyaknya manusia pasti terlayani. Makhluk suci ini siap menemani manusia selagi manusia ingin berteman dengannya. Akan tetapi jika tidak, maka malaikatpun enggan menemaninya.
Tidak ada teman yang paling baik melebihi berteman dengan malaikat. Mereka paling setia memberikan nasihat dan mendatangkan kebaikan dan ketentraman jiwa. Sungguh merupakan kelalaian bila ada diantara kita yang menyia-nyiakan berteman dengannya.
Orang yang menyia-nyiakan berteman dengan malaikat adalah mereka yang suka terhadap maksiat. Bila seseorang melakukan kemaksiatan, maka berarti ia merenggangkan hubungannya dengan malaikat. Ia telah membuat jarak, sehingga malaikat menjauh darinya. Jauh dekatnya jarak ini ditentukan oleh sedikit banyaknya, atau besar kecilnya maksiat yang dilakukan manusia. Semakin besar maksiat yang dilakukan seseorang, maka semakin jauh jaraknya dengan malaikat.
Dusta, misalnya, adalah merupakan maksiat yang cukup besar bobotnya. Karenanya malaikat segera menghindar dari orang tersebut sejauh-jauhnya. Dalam sebuat atsar disebutkan : Bila seorang hamba itu berdusta, maka malaikat menjauhkan diri dari padanya sekitar satu mil, karena baunya yang busuk. Dan bila ini hanya terjadi satu kedustaan semata, maka apakah yang terjadi terhadap kejelekkan yang lebih besar dari itu dan lebih buruk?
Ini suatu peringatan yang sangat penting bagi kita yang mendambakan persahabatan dengan malaikat, bukan dengan jin dan syetan. Persahabatan dengan makhluk terakhir ini tidak mendatangkan apa-apa kecuali kerugian semata. Allah mengingatkan kita dalam sebuah firman-Nya :
"Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. al-Baqarah: 268).
Jangan sampai ada diantara kita yang berkeinginan untuk berteman dengan syetan, baik yang terdiri dari anusia maupun jin. Sungguh merupakan suatu kebodohan jika ada orang yang rela dan senang berteman dengan jin syetan ini. Karena pergaulan ini tidak bermanfaat bagi manusia. Pergaulan ini justru menjadikan jin bertambah sombong saja. Allah berfirman :
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, sehingga mereka menjadikan jin itu bertambah sombong." (Q.S. al-Jin: 6).
Berbeda halnya dengan berteman dengan malaikat. Pertemanan ini sungguh sangat menguntungkan manusia, sebab malaikat suci itu tidak punya kepentingan apa-apa kecuali ingin mengembalikan manusia pada jalur kebenaran. Ia adalah teman yang selalu menasehati manusia jika hendak melakukan penyimpangan. Mereka juga selalu memintakan ampunan jika terlanjur orang itu melakukan dosa dan kesalahan.
Selagi manusia istiqamah dalam memegang komitmen keislamannya, maka malaikat akan setia menemaninya sampai akhir hayatnya. Pada saat suka maupun duka, malaikat selalu hadir menemaninya. Allah berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu'. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta." (Q.S. Fushilat: 30-31).
Betapa banyaknya masalah hidup yang membuat hati kita getir menghadapinya, baik masalah kita sendiri maupun masalah orang yang menjadi tanggung jawab kita. Kita sering gusar, gelisah dan takut menghadapinya. Pada saat-saat semacam ini malaikat menghampiri kita, menghibur dengan ucapan lembut, jangan takut, jangan bersedih, dan bergembiralah. Duhai, alangkah indahnya.
Inilah teman yang paling banyak memberi manfaat lagi bersih. Malaikat-malaikat itu memperkokoh iman, meneguhkan perasaan, dan mengajari kebaikan. Allah berfirman :
"(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat. 'Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman'. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati rang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka." (al-Anfal: 12).
Satu hal yang sangat penting adalah kehadiran malaikat pada saat-saat menjelang kematian. Ia mengokohkan hati kaum mukmin dengan ucapan : 'jangan bersedih, jangan takut, dan bergembiralah'. Kata-kata ini sangat penting saat kita masih hidup di dunia, saat menjelang kematian, saat di dalam kubur, dan saat di akhirat kelak.
Ketika seorang mukmin tidur, sedang ia masih mempunyai wudhu, malaikat akan tinggal di sekitar bajunya. Maka malaikat (milik) orang mukmin akan turut memerangi musuh-musuhnya. Malaikat (milik) seorang mukmin juga memperkokoh, dan memberi dorongan pada si mukmin. Tidaklah pantas orang cemas bertetangga dengan mukmin seperti itu, apalagi mengganggu, mengusirnya, atau menjauhinya. Sedang malaikat senantiasa menyertainya.
Bila kita sudah berteman dengan malaikat, masihkah kita bersedih hati atau takut menghadapi hidup ini? Malaikat akan selalu memberikan ketentraman ke dalam hati kita, selagi kita berteman dengannya. Pertemanan dengan malaikat ini tidak rusak kecuali jika kita melakukan maksiat. Untuk itu jauhilah yang satu ini.
Jika kita sudah bersahabat dengan malaikat, masihkah kita perlu bersahabat dengan jin dan syetan, untuk menjaga diri dan harta kita? Tidak. Kita tak pantas berteman dengan mereka, bahkan mereka sesungguhnya musuh yang sangat nyata.
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuhmu yang nyata bagimu. Sesungguhnya syetan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui." (Q.S. al-Baqarah: 168-169).
Agar kita lebih dekat dengan malaikat dan jauh dari pengaruh syetan, maka jauhi maksiat. Tinggalkan segala perbuatan dosa, dan gantilah dengan segala kebaikan. Insya-Allah kita selamat.

  • ( http://alqalam.8m.com/vi/qal33.htm )
  • 1 komentar:


    ShoutMix chat widget