Tidaklah sekelompok orang duduk di suatu tempat untuk berdzikir kepada Allah ‘azza wa jalla melainkan para malaikat akan meliputi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, hadits no. 2700, lihat Syarh Nawawi [8/291])

Senin, 02 April 2012

Tausyiah-Tausyiah Bagian Pertama

JANGAN BERIKAN AMAL BAIKMU PADA ORANG LAIN
Diceritakan tentang al-Husain bin Ali ra bahwa telah sampai kepadanya perkataan seseorang yang membuat dia tidak suka, maka dia mengambil sekeranjang penuh kurma yang baru dipetik dan membawanya ke rumah orang itu. Dia ketuk pintu rumah orang itu. Orang itu berdiri, membuka pintu, dan memandang Husain yang membawa keranjang. Orang itu bertanya, “Apa ituwahai cucu Rosulullah?”
Husain menjawab, “Ambillah sekeranjang kurma ini. Telah sampai kepadaku bahwa engkau telah menghadiahkan amal kebaikanmu kepadaku, maka aku membalasnya dengan ini” (Al-Ghazali)

 BERHATI-HATILAH DENGAN KEMARAHAN, KIKIR, DAN WANITA
Diriwayatkan bahwa iblis melihat Musa as dan berkata, “Musa, aku akan mengajarimu tiga perkara dan engkau mohonkan kepada ALLAH SWT satu keperluan untukku”
Musa bertanya, “Apakah ke tiga perkara itu?”
Iblis menjawab, “Musa, waspadalah engkau dari rasa marah, sesungguhnya kemarahan adalah seringan-ringannya kepala, dan aku akan mempermainkan sebagaimana anak-anak kecil memainkan bola. Waspadalah engkau terhadap sifat kikir, sesungguhnya aku akan menghancurkan orang kikir, baik dunianya maupun agamanya. Waspadalah terhadap wanita, sesungguhnya aku tidak pernah mengambil sekutu yang begitu aku percayai dari kalangan makhluk kecuali wanita” (Al-Ghazali)
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penggambaran negatif media barat terhadap Islam dan Muslim telah mendorong seorang profesor bahasa Inggris asal Kanada untuk mempelajari Islam dan Alquran. Selanjutnya, dorongan itu pula yang mengantarkannya pada pengucapan dua kalimat syahadat.
"Ketika saya datang ke Arab Saudi, saya menyadari media barat telah keliru menggambarkan Islam sebagai agama kekerasan dan terorisme," kata David Roy Woelke, yang selanjutnya mengubah namanya menjadi Dawood, seperti dikutip onislam.net, Senin (2/4).
Dawood mengatakan Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam. Karena itu, apa yang diberitakan dunia barat tentang Islam banyak terdistorsi."Saya banyak mencari tahu tentang agama ini. Semakin dalam saya pelajari tentang Islam, saya merasa Allah SWT membimbing saya untuk menuju jalan yang benar. Itu sebabnya, saya memutuskan untuk memeluk Islam," kata dia.
Kini, Dawood terus mendalami agama barunya. "Sekarang saya terus melakukan pendekatan pada Allah," ujarnya.
Ia pun begitu bahagia, putusannya untuk memeluk Islam begitu dinanti para koleganya. "Teman-teman saya yang muslim mendorong saya untuk menerima Islam sebagai agama saya. Bahkan seorang penjual pizza berkata pada saya bahwa dirinya tak sabar menantikan saya menjadi seorang muslim," ujarnya.
Asisten Sekjen Organisasi yang mempromosikan Pemahaman dan Koeksistensi antara budaya dunia (WAMY), Mohammad Badahdah mengatakan ribuan laki-laki dan perempuan berpendidikan seperti Woelke datang memeluk Islam setiap tahunnya. "Sebabnya, literatur dalam bahasa Inggris perlu diperbanyak. Saya percaya, Islam akan menarik minat orang-orang seperti woelke," ucapnya.
HARUSKAH ADA BENCANA YG MENGHANTAM TERLEBIH DAHULU AGAR KEMBALI KEPADA ALLAH?
“Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat* daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya (Ar Ruum 33)
* Yang dimaksudkan dengan rahmat disini ialah lepas dari bahaya itu
Suatu pagi selepas sholat subuh berjamaah di surau terdekat, saya sempat berbincang-bincang dengan sang Imam sambil menghirup kopi panas yg dihidangkan.
“Terkadang manusia memang harus diberi musibah terlebih dahulu untuk bisa mengingat ALLAH”, ujarnya dg mata menerawang. Jamaah subuh yg hanya dihadiri dua orang disuraunya cukup membuatnya gusar.
“Seandainya, meski saya tak mengharapkan ini terjadi, tiba-tiba air meluap dan menggenangi rumah-rumah, pasti mereka akan lari menuju surau ini”, ujarnya melanjutkan, “Kita memang sering berbuat zalim”
Begitulah manusia. Seperti yg difirmankan ALLAH dalam surah Ar-Ruum diatas. Manusia sering melupakan-NYA tatkala rahmat ALLAH meliputi mereka. Bahkan terkadang ingkar dan menentang aturan-aturan ALLAH. Perintah-perintah-NYA diabaikan, larangan-NYA malah dilaksanakan dengan semangat setan. Dan kemudian ketika bencana itu datang, seperti yg menimpa bumi Serambi Mekah beberapa waktu lalu, atau seperti gempa yg meluluhlantakkan daerah istimewa Yogyakarta, berbondong-bondonglah manusia menuju rumah-NYA. Mereka berseru, “ALLAH… ALLAH…” saat itu mereka teringat pada Dzat Mahaagung yg kuasa atas segala.
Ketika manusia merasa sangat lemah dan tak berdaya, maka ia ingat bahwa ada Dzat yang Mahakuat. Begitulah manusia. Hal itu terjadi berulang kali. Setelah musibah itu hanya tinggal memori, segera manusia menjadi lupa atas apa yg telah terjadi. Mereka berbondong-bondong kembali mengingkari Rabbul Izdzati. Seakan sebuah siklus hidup dimana hanya bencana sebagai satu-satunya hal yg bisa menyentak ingatan kita akan-NYA.
Haruskah ada bencana lebih besar yg menghantam kita terlebih dahulu untuk menggugah nurani kita agar kembali kepada ALLAH? (Muhasabah Cinta, 2009)
HAKIKAT MUNCULNYA PENYAKIT HATI
Segala penyakit hati seperti rasa iri, riya, hasut, dendam, benci, dsb, itu disebabkan oleh rasa ketidak tahuannya dan rasa ketidaksadarannya akan satu sumber dari segala sesuatu yang ada dan terjadi. Rasa iri hati ditimbulkan dari rasa tidak mau menerima suatu nikmat orang lain. Orang lain bisa membangun rumah, tetangga bisa beli mobil, teman kerja naik jabatan dan teman yang kaya. Kalau diri kita tidak menyadari akan keadaan dan kejadian itu, dan mengetahui sebab adanya keadaan dan kejadian itu, maka diri kita akan menjadi diri yang penuh dengan rasa iri hati, dengki, dan benci.
Lama-lama membuat diri kita stress, bukan disebabkan sesuatu yg lain, akan tetapi disebabkan oleh diri kita sendiri. Rasa iri kita yang tidak mau menerima nikmat orang lain, sehingga membuat rasa benci didalam hati kita terhadap orang tersebut. Lama-lama diri kita akan terserang darah tinggi, mudah marah dan emosi. Selanjutnya penyakit itu semakin parah, akhirnya membuat diri kita terserang penyakit stroke. Kalau sudah begitu kemana larinya kita, kalau tidak ke kuburan. Itu semua terjadi akibat dari perbuatan diri kita sendiri.
Saudaraku yang terkasih. Diri kita harus menyadari dengan sungguh-sungguh, orang lain yang bisa membangun rumah hal itu terjadi karena pemberian ALLAH. Tetangga bisa beli mobil, uangnya dari ALLAH, melalui kerja keras dan usaha dengan sungguh-sungguh. Teman naik jabatan, itu terjadi atas izin ALLAH, bukan dikarenakan menjual diri pada sang atasan atau mengguna-gunai sang atasan supaya menyukai dia, supaya dinaikkan jabatannya. Jangan pernah berprasangka yang bukan-bukan atas apa yg terjadi yang ada disekitar kita dan didalam diri kita.
Kita harus yakin hal itu, bahwa sesungguhnya yang ada dan terjadi, semuanya atas izin ALLAH. Dengan begitu diri kita akan menjadi pribadi yang tenang dan tenteram, tidak akan mudah terusik oleh setiap keadaan dan kejadian, yang datang pada diri kita, dan pada diri orang lain. Dengan menyadari hal itu, maka diri kita akan terhindar dari segala penyakit hati, yang merusak diri kita sendiri. (Tasawuf Di Dalam Diri Ada ALLAH, 2011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget