Tidaklah sekelompok orang duduk di suatu tempat untuk berdzikir kepada Allah ‘azza wa jalla melainkan para malaikat akan meliputi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, hadits no. 2700, lihat Syarh Nawawi [8/291])

Jumat, 27 April 2012

STUDI KRITIS TENTANG WANITA

Studi Kritis Paham Kesetaraan Gender Oleh : @DrAlqadi Syaikh Dr. Ahmad Al Qadhi
Penjelasan tentang hakikat wanita dalam Al Qur’an dan As Sunnah amatlah lengkap, memuaskan, sesuai dengan akal, fitrah manusia, dan realita atau kondisi masa kini. Sehingga tidak boleh menafsirkannya dengan tafsiran yang “dipaksakan”, dengan alasan pribadi maupun alasan tuntutan peradaban dan zaman.

“Wanita adalah bagian dari pria.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Allah ciptakan Adam, dan Allah ciptakan pula baginya pasangan untuk menentramkannya, dan menjadikan bagi keduanya mawaddah dan rahmah. Sehingga keduanya pada asalnya sama, namun berbeda dalam beberapa sifat.

”Dan laki-laki tidaklah sama seperti perempuan” (QS. Ali Imran : 36). Ayat ini menjelaskan adanya perbedaan, baik secara parsial maupun universal, antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan ini tidak bisa lagi dipungkiri, oleh karena itu definisi adil dalam kasus ini adalah, memperlakukan keduanya secara berbeda dalam masalah hukum, dan membagi tugas masing-masing pihak. Lawannya yaitu zhalim, ialah menyamakan antara laki-laki dan perempuan, secara mutlak.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shalih, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (An-Nisa’: 124). Allah menyamakan bagi keduanya dalam masalah amal, begitu pula dalam masalah pahala, dan inilah keadilan itu.

“Berilah nasihat kepada wanita (isteri) dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok” (Muttafaq ‘alaih), inilah khabar Nabawi yang pasti benarnya, menunjukkan adanya “struktur alami yang bengkok”. Maka itulah wanita, laki-laki perlu lebih memperhatikannya, bukan malah memanfaatkan kelemahan tersebut untuk melecehkan dan menghinakannya.

Hadits, “Wanita itu kurang akalnya”, merupakan khabar Nabawi yang ditafsirkan melalui sabda beliau di hadits yang lain, “Maka persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian satu laki-laki” (HR Muslim) merupakan isyarat bahwa laki-laki lebih kuat ingatannya, lebih sedikit terpengaruh oleh perasaan, dan tidak mudah menuduh dan bimbang (lebih tegas).

Sementara hadits, “Wanita itu kurang agamanya”, merupakan khabar Nabawi yang pasti pula benarnya, dan ditafsirkan lewat sabda beliau, “Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa?” (Muttafaqun ‘alaih). Maka ini adalah kekurangan secara kodrat, yang wanita tidaklah disalahkan karenanya, dan juga agamanya tidak berkurang karenanya (tidak berdosa -pent).

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS. An Nisaa : 34). Ayat ini merupakan tasyrif (pemuliaan, yaitu dalam soal kepemimpinan kaum lelaki) sekaligus taklif (pembebanan, yaitu dalam soal kewajiban menafkahi) bagi kaum laki-laki, dan tidak boleh memisahkan antara keduanya! (antara tasyrif dan taklif -pent)

“Dan bergaullah dengan mereka secara baik” (QS. An Nisa’: 19) “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik” (QS. Al Baqarah : 233) Pada akhirnya, pengutamaan laki-laki bertambah dengan adanya kewajiban, tanggung jawab, dan keharusan memberi nafkah bagi perempuan.

“Maka wanita yang shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada (bepergian)” (QS. An-Nisa’: 34). Inilah sifat wanita mu’minah yang diridhai dengan adanya tugas mulia dari Ar Rahman, berbeda halnya dengan apa yang dihembuskan oleh da’i-da’i penebar kerusakan di muka bumi, yang menyerukan emansipasi wanita!



http://twitulama.tumblr.com/
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget